PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ruang lingkup keperawatan gigi
memberikan cara perawatan gigi yang baik bagi pasien. Mengenalkan
masalah-masalah kesehatan gigi dan mulut. Perlu kita ketahui bahwa kesehatan
gigi dan mulut sangat penting bagi kesehatan perseorangan bahkan bisa
mempengaruhi kehidupan sehari-hari, baik berbicara, estetika, maupun
pengunyahan.
Disamping itu juga ruang lingkup
keperawatan gigi memberikan media-media
komunikasi dimana agar masyarakat lebih mudah mengerti apa yang diharapkan para
tenaga kerja kesehatan.
Sebelum membahas mengenai media
komunikasi, hendaknya kita mengetahui apa pengertian media komunikasi. Dalam
hal ini, media dapat diartikan sebagai alat yang dapat menghubungkan sesuatu. Salah
satu media akomunikasi saat ini adalah media visual yaitu multimedia. Bagaimana
dengan perencanaan pembuatan multimedia?
Beberapa bab ini menyajikan tentang perencanaan pembuatan
multimedia. Manusia selalu berhubungan antar sesamanya. Hubungan itu biasa
dinamakan dengan komunikasi. Dalam komunikasi ada beberapa faktor pendukungnya.
Faktor tersebut adalah komunikator, komunikan, informasi atau isi, dan media. ?
Disini kita akan membahas persoalan tersebut di bab-bab ini.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Media Komunikasi
Istilah media komunikasi dapat diartikan sebagai alat
bantu atau pelengkap yang digunakan oleh pendidik dalam rangkah
berkomunikasi dengan peserta didik. Alat
bantu tersebut dikatakan media, sedangkan komunikasi merupakan cara penyampaiannya
( menurut Danin, 1995).
Kata “media” berasal dari bahasa latin yaitu “medius”
yang secara harafiah berarti “tengah atau perantara” dari pemberi pesan kepada
penerima pesan. Association of Education and
Communication Technology (AECT) (1986) memberikan definisi media
sebagai sistem transmisi (bahan dan peralatan) yang tersedia untuk menyampaikan
pesan tertentu.(Amanah:2011)
Heinich
dan kawan-kawan (1996) mengartikan media sebagai perantara yang mengantar
informasi dari sumber kepada penerima. Dengan demikian televisi, film, foto,
radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan
sejenisnya adalah tergolong media.
Wang
Qiyun & Cheung Wing Sum (2003), menyatakan bahwa dalam konteks pendidikan,
media biasa disebut sebagai fasilitas pembelajaran yang membawa pesan kepada
pembelajar.
Pendapat
lain mengemukakan bahwa media adalah suatu sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari seorang komunikator kepada komunikan (Suranto, 2005).
Sedangkan
Trini Prastati (2005) memberi makna media sebagai apa saja yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi.
Secara
lebih khusus Briggs dalam Trini Prastati (2005: 4) mengatakan media
sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Sarana
fisik tersebut dapat berupa buku, tape rekorder, kaset, kamera video, film,
slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.
Dengan
demikian media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis, yang dapat digunakan untuk menangkap, memproses,
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media merupakan komponen
sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
B.
Pengertian Perencanaan Pembuatan Media Komunikasi
Media yang digunakan dalam proses pembelajaran memerlukan perencanaan
yang baik agar mencapai hasil yang baik pula. Dengan adanya perencanaan maka
media yang akan digunakan akan lebih mudah dicerna oleh penerima pesan.
Pada dasarnya yang dimaksud dengan perencanaan
yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa ( what ) siapa ( Who )
kapan (When) dimana ( When ) mengapa ( why ) dan bagaimana ( How ). Perencanaan tidak lain
merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara
untuk mencapai tujuan tersebut.
Hemck et all (1997), mengajukan
model perencanaan penggunaan media yang efektif, yang dikenal dengan istilah
ASSURE. Model ini mengenalkan enam kegiatan utama dalam perencanaan
pembelajaran, sebagai berikut :
1. Analyze learner characteristic (menganalisis kelompok)
Menganalisis
karakteristik kelompok sasaran, baik dari segi tingkat pendidikan, usia, maupun
karakteristik khusus yang meliputi tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap
mereka.
2. State objective (merumuskan tujuan)
Merumuskan
tujuan pembelajaran, yaitu perilaku apa yang dominan akan dibentuk atau diubah.
Tujuan juga akan memperngaruhi pemanfaatan jenis media yang akan digunakan.
3. Select or modify media (memilih ataun memodifikasi)
Memilih,
memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan maeridan media yang tepat. Pada
prinsipnya media yang akan digunakan tersebut dapat biaya, waktu, tenaga.
Disamping itu juga perlu diperhatikan adalah apakah media tersebut dapat
membangkitkan minat sasaran, memiliki informasi yang tepat, memiliki kualitas
yang baik, memberikan kesempatan pada sasaran untuk berpartisipasi.
4. Utilize (penggunaan)
Setelah
memilih media yang tepat, diperlukan persiapan dalam menggunakan materi atau
media, meliputi lama waktu penggunaan, persiapan ruangan, fasilitas yang
tersedia, dll.
5. Requere learner response (umpan balik sasaran)
Melalui
media tersebut, pendidik hendaknya mampu mendorong sasaran untuk mampu
memberikan tanggapan atau respon yang umpan balik.
6. Evaluate (latihan)
Tujuan
untuk mengevaluasi adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran, efektifitas media, pendekatan, dan pendidik itu sendiri.
Dalam pembuatan media komunikasi
harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan pada penyuluhan atau proses
pembelajaran. Misalnya, jika kita mendapatkan judul mengenai bentuk dan fungsi
gigi, media yang digunakan bisa berupa alat peraga atau pun media komunikasi
yang berhubungan dengan bentuk, bagian dan fungsi gigi tersebut.
Dengan demikian, pengertian
perencanaan pembuatan media komunikasi adalah kegiatan persiapan pembuatan media komunikasi yang akan dicapai
agar berjalan lancar dalam membuat media komunikasi.
C.
Tujuan Perencanaan Pembuatan Media Komunikasi dari
Multimedia
Dalam penggunaan media komunikasi
dalam pendidikan ataupun penyuluhan pasti mempunyai suatu tujuan. Begitupun
dengan perencanaan pembuatan media komunikasi yaitu bertujuan untuk:
1. Mencapai hasil yang sesuai dengan media video yang akan
dicapai.
2. Kelancaran dalam membuat media komunikasi.
3. Pembelajaran lebih interaktif
4. Media video sesuai dengan apa yang direncanakan.
D.
Tahap-tahapan Perencanaan Pembuatan Multimedia
Dalam perencanaan pembuatan media
komunikasi dari multimedia juga terdapat tahap-tahapan yang harus dilakukan. diantaranya
yaitu sebagai berikut:
1.
Satuan Pelajaran
Sebagaimana kita ketahui, mengajar
atau memberikan penyuluhan kepada masyarakat, baik masyakarat sekolah maupun
masyakat umum, adalah suatu usaha untuk membimbing anak atau masyarakat ke arah
suatu perubahan perilaku yang kita harapkan.
Menurut Eliza Herijulianti (2001), untuk
mencapai suatu keberhasilan dalam penyuluhan, hendaknya sebelum memberikan
penyuluhan sebaiknya dibuat persiapan atau perencanaan, baik perencanaan
penyuluh maupun perencanaan pembuatan media komunikasi. Proses perencanaan
penyuluhan ini merupakan pedoman dalam proses belajar mengajar atau proses
kegiatan selama penyuluhan, yang lazim dikenal dengan sebutan satuan pelajaran
atau sering disebut SATPEL.
Adapun manfaat membuat satuan
pelajaran sebelum penyuluhan, yaitu;
a. Hasil penyuluhan akan segera diketahui, mengingat sebelum
penyuluhan kita melakukan tes awal. Kemudian setelah penyuluhan, kita melakukan
atau memberikan tes akhirhasil kedua tes ini dapat kita bandingkan. Soal yang
diberikan pada tes awal dan tes kedua harus dibuat sama. Tes akhir menunjukkan
prestasi lebih baik daripada tes awal menandakan penyuluh telah berhasil dalam
mencapai tujuan penyuluhan.
b. Kegiatan penyuluhan akan lebih lancar, karena penyuluh
telah merencanakan kegiatan apa saja yang harus dilakukan oleh penyuluh dan
kegitan apa yang harus dilakukan oleh sasaran sejak pendahuluan sampai dengan
penutupan. Kegiatan dilkukan secara sistematis sesuai dengan materi dan tujuan
penyuluhan.
c. Pengetahuan dalam memberikan penyuluhan akan bertambah,
karena penyuluh dalam mempersiapkanmateriharus selalu membuka buku sumber untuk
mencari bahan yang harus sesuai dengan kebutuhan.
d. Bahan atau materi penyuluhan akan lebih dikuasai. Dalam
menyampaikan materi penyuluh tidak tersendat-sendat dan tidak canggung sehingga
materi yang dipersiapkan sesuai dengan wajtu yang terrsedia.
e. Alat bantu dalam penyuluhan dapat dipersiapkan terlebih
dahulu, yaitu proyektor untuk media visual (video)
Dalam membuat satuan pelajaran
(satpel), semua kemampuan harus dirumuskan secara jelas. Komponen satuan
pelajaran terdiri dari :
·
tujuan yang hendak
dicapai, • materi yang akan
diberikan,
·
metode yang digunakan, • kegiatan belajar mengajar,
·
alat yang akan digunakan,
• sumber yang akan
digunakan dan
·
evaluasi.
2.
Pembuatan Makalah
Setelah pembuatan satuan pelajaran
selesai, kemudian kita berlanjut untuk membuat makalah. Sebelumnya kita perlu
tahu apa itu arti dari makalah dan apa sih tujuan dari pembuatan makalah di
perencanaan pembuatan media komunikasi.
Makalah merupakan suatu karya tulis ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu
perkuliahan, contohnya mengenai bentuk, bagian dan fungsi gigi dan
media yang akan dibuat adalah media video atau gambar melalui proyektor. Makalah ini umumnya merupakan salah
satu syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan, baik berupa kajian pustaka
maupun hasil kegiatan perkuliahan lapangan.(Ahmad A.S : 1993)
Adapun tujuan pembuatan
makalah sebelum pembuatan media proyeksi. Secara umum, suatu
makalah dibuat untuk mengevaluasi hasil kerja kita untuk dijadikan acuan dan
diintervenkasikan di muka umum agar bisa dipahami dan bisa disebar luaskan agar
bisa berguna bagi orang lain.
dengan makalah kita bisa memberikan gambaran tentang hasil kerja kita beserta contoh-contohnya dan solusi dari masalah yang kita hadapi agar dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan cepat dan tepat sasaran, jadi makalah akan lebih berguna lagi kalau dari hasil kajian-kajian kita selama ini ternyata bisa memberikan kepastian bagi orang lain sehingga bisa menimbulkan gagasan baru atau semangat bekerja yang lebih tinggi bagi orang lain.
dengan makalah kita bisa memberikan gambaran tentang hasil kerja kita beserta contoh-contohnya dan solusi dari masalah yang kita hadapi agar dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan cepat dan tepat sasaran, jadi makalah akan lebih berguna lagi kalau dari hasil kajian-kajian kita selama ini ternyata bisa memberikan kepastian bagi orang lain sehingga bisa menimbulkan gagasan baru atau semangat bekerja yang lebih tinggi bagi orang lain.
Sadiman, Arief
S dkk (2007), secara garis besar makalah yang ditulis mahasiswa terdiri
dari tiga bagian pokok sebagai berikut :
a. Pendahuluan, memuat tentang persoalan bentuk, bagian dan
fungsi gigi dan media video antara lain meliputi latar belakang yang akan dibahas
di pembahasan bentuk, bagian, dan fungsi gigi.
b. Pembahasan, yakni bagian yang memuat tentang kemampuan
penulis dalam mendemonstrasikan kemampuannya untuk menjawab persoalan atau
masalah tentang bentuk, bagian dan fungsi gigi tersebut. Pada bagian isi boleh
lebih dari satu bagian, sesuai dengan permasalahan yang dikaji tersebut.
Misalnya, isi dalam pembahasan tersebut adalah pengertian dari gigi,
bentuk-bentuk gigi, macam-macam gigi, fungsi dari gigi, dan cara merawat gigi.
c. Kesimpulan, bagian yang dimuat permaknaan yang dari
penulis terhadap diskusi atau pembahasan masalah berdasarkan kriteria dan
sumber-sumber literatur atau data
lapangan. Kesimpulan ini mengacu kepada hasil pembahasan permasalahan dan bukan
merupakan ringkasan dari isi makalah.
3.
Pembuatan GBMI ( Garis Besar Materi Instruksional)
Garis Besar Materi Instruksional
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan setelah pembuatan makalah selesai yang
bertujuan untuk mempermudah jalannya suatu kegiatan baik itu kegiatan
penyuluhan maupun pembuatan media komunikasi.
Didalam garis besar materi
instruksional terdapat beberapa point yang harus ada dalam pembuatan GBMI tersebut.
Berikut akan dijelaskan apa saja yang terdapat didalam GBMI, yaitu;
1. Topik, topik ini merupakan cakupan suatu permasalahan
yang bersifat umum dan belum dijelaskan secara mendetail.
Contohnya: pengertian gigi, bentuk gigi, macam-macam
gigi, bagian gigi, dll.
2. Indikator, bagian yang dapat memberikan petunjuk atau
keterangan yang akan dilakukan oleh seseorang atau sasaran dalam suatu
kegiatan.
Contohnya: siswa dapat mendefinisikan pengertian dari
gigi, dll.
3. Materi, salah satu sistem pembelajaran yang berperan
penting dalam mencapai standart kompetensi, yang berisikan penjabaran dari
topik, indikator, yang akan disampaikan
oleh penyuluh yang harus dipelajari sasaran.
Contohnya: gigi adalah salah satu bagian dari rongga
mulut yang berguna untuk mengunyah makanan, dan membantu pencernaan yang
bersifat keras dan berwarnaputih kekuning-kuningan, dll.
4. Media, merupakan media yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran kepada sasaran yang berkaitan
dengan topik, indikator, dan materi.
Contohnya: gambar gigi seri melalui alat proyektor.
5. Latihan, latihan pada GBMI tersebut berupa pertanyaan
yang diajukan kepada sasaran guna untuk memantapkan hasil belajar,
mengembangkan kemampuan untuk berpikir dan merubah pola tingkah laku sasaran
dikehidupan sehari-hari.
Contoh: apa pengertian dari gigi? Bagaimana bentuk-bentuk
gigi itu? Apa fungsi dari gigi itu? Dll
Berikut salah satu contoh dari GBMI :
No.
|
Topik
|
Indikator
|
Materi
|
Media
|
Latihan
|
1.
|
Pengertian gigi
|
Siswa dapat mendefinisikan
pengertian gigi
|
Pengertian gigi adalah salah satu
bagian dari rongga mulut yang berguna untuk.....
|
Gambar melalui
alat proyektor
|
Apa pengertian dari gigi?
|
2.
|
Bentuk gigi
|
Siswa dapat menjelaskan
bentuk-bentuk gigi
|
Gigi seri itu berbentuk seperti
kampak
|
|
Bagaimana bentuk dari gigi seri?
|
4.
Pembuatan Sketsa
Sketsa merupakan gambar sederhana
atau darft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok tanpa detail yang bersifat
sementara baik diatas kertas maupun diatas kanvas yang akan dikerjakan lebih
lanjut. Sketsa disini mempunyai manfaat yaitu memperjelas sajian pesan kepada
pembelajaran/sasaran, selain itu juga sketsa mudah dibuat dan murah. Mengingat
sederhana penampilannya, sketsa lebih merupakan “persiapan” dari lukisan yang
akan datang,
Gambar sketsa
merupakan gambar ide awal untuk mengekspresikan gagasan tertentu ke dalam
gambar desain. Merangkum aspek-aspek desain
gambar awal yang memerlukan olahan lebih lanjut. Gambar sketsa merupakan sarana
komunikasi awal untuk perancang (yang menggambar) maupun orang lain.
Berikut adalah salah satu contoh
sketsa baik sebelum maupun sesudah dilukis.
Gambar Sketsa
Gambar sketsa setelah di lukis
6.
pemilihan warna atau kesesuaian warna pada media
Warna adalah salah satu elemen terpenting
dalam visualisasi tampilan. Kesesuaian antara warna yang digunakan dalam suatu
tampilan dapat membuat suatu obyek tampak menonjol, lebih jelas, lebih menarik,
ataupun hal-hal yang dapat membuat visualisasi suatu obyek terlihat lebih baik.
Tetapi bila penggunaan warna dilakukan secara sembarangan, maka umumnya yang
terjadi adalah hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya obyek nampak tidak
jelas, mengalihkan fokus pengguna, sulit untuk dimengerti ataupun digunakan.
Contoh dalam memilih kesesuaian
warna:
Gambar sebelum gambar
sesudah
7.
Persiapan Pembuatan Media visual yang diproyeksikan (film
bingkai)
Media slide atau film bingkai adalah
media visual yang diproyeksikan melalui alat yang disebut dengan proyektor
slide. Slide atau film bingkai terbuat dari film positif yang kemudian diberi
bingkai yang terbuat dari karton atau plastik.
Adapun yang harus dipersiapkan dalam
pembuatan media proyeksi (film bingkai):
1. proyektor
2. PC atau notebook sebagai penghubung ke proyektor
3. Pastikan listrik dalam keadaan nyala dari sumber (tidak
padam)
4. Meja kecil sebagai tempat meletakkan proyektor yang
tingginya sejajar dengan meja tulis
5. Kabel paralel dari sumber
6. Slide / file yang
sudah siap untuk ditampilkan
Langkah-langkah pembuatan Film Bingkai menurut Eedsandri
(2011).
a. Hidupkan pc/notebook
b. Membuka Program
Klik tombol start > kemudian klik All Program > Arahkan
corsur ke Microsoft Office > dan klik PowerPoint.
c. Mulai Menulis
Setelah jendela PowerPoint (jendela presentasi/slide)
muncul, sekarang tuliskan teks pada setiap frame sesuai naskah yang kita buat.
d. Memberi warna teks
Setelah judul presentasi anda ketik (dengan warna hitam)
sekarang gantilah warna tulisan judul tersebut dengan warna yang lebih menarik.
Ada beberapa hal yang perlu anda pertimbangkan dalam pemilihan warna, misalnya
tingkat keterbacaan, kekontrasan, dan komposisi.
e. Membuat animasi teks
Kita bisa memanfaatkan fasilitas animasi yang ada pada
program PowerPoint untuk menambah efek gerakan pada teks gambar, kita bisa
mengatur urutan dan waktu yang ada di Program PowerPoint. Tapi, ingat jangan
terlalu banyak macam gerakan hingga justru mengganggu pesan yang akan
disampaikan.
f. Memberi background pada tampilan slide
Agar tampilan slide kita lebih menarik, maka kita dapat
memberi background yang kita inginkan pada setiap slide yang kita buat.
- Kekurangan Film Bingkai :
1.
Pembuatannya memerlukan waktu
yang cukup lama, jika program yang dibuatnya cukup panjang.
- Gambar dan grafik visual
yang disajikan tidak bergerak sehingga daya tariknya tidak sekuat dengan
televisi atau film. Oleh karena itu, visualisasi objek atau proses yang
bergerak akan kurang efektif bila disajikan melalui media film bingkai.
- Film bingkai
terlepas-lepas,dan ini merupakan suatu titik keunggulan sekaligus
kelemahannya, karena memerlukan perhatian untuk penyimpanannya agar
film-film itu tidak hilang atau tercecer.
- Meskipun biaya produksinya
tidak terlihat mahal, film bingkai masih memerlukan biaya lebih besar
daripada pembuatan media foto, gambar, grafik, yang tidak diproyeksikan.
- Kelebihan Film Bingkai :
1.
Membantu menimbulkan pengertian
dan ingatan kuat pada pesan yang disampaikan dan daoat dipadukan dengan unsur
suara.
2.
Merangsang minat dan perhatian
sasaran dengan warna dan gambar yang kongkrit.
3.
Program film bingkai mudah
direvisi sesuai dengan kebutuhan, karena filmnya terpisah-pisah.
- Urutan gambar (film bingkai)
dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
- Isi pelajaran yang sama
terdapat dalam gambar-gambar film bingkai dapat disebarkan dan digunakan
tempat secara bersamaan.
- Gambar pada film bingkai
tertentu dapat ditayangkan lebih lama dan dengan demikian dapat menarik
perhatian dan membangun persepsi siswa yang sama terhadap konsep atau
pesan yang ingin disampaikan.
- Film bingkai dapat
ditayangkan pada ruangan masih terang (tidak terlalu benar-benar gelap).
Jika tidak terdapat layar khusus, dinding pun dapat dijadikan tempat
proyeksi gambar.
- Film bingkai dapat
menyajikan gambar dan grafik untuk berbagai bidang ilmu kepada kelompok
atau perorangan dengan usia yang tidak terbatas.
- Film bingkai dapat digunakan
sendiri atau digabung dengan suara / rekaman. Baik film bingkai bersuara
maupun yang tidak, dapat diubah.
- Film bingkai dapat
menyajikan peristiwa masa lalu atau peristiwa di tempat lain. Di samping
itu, dengan film bingkai, objek yang besar, berbahaya, atau terlalu kecil
untuk dilihat dengan mata dapat ditayangkan dengan jelas.
Adapun
manfaat Penggunaan film bingkai
adalah sebagai berikut:
1. Sebagai alat bantu, slide
dibutuhkan untuk menjelaskan sesuatu yang cukup sulit jika harus dijelaskan
dengan kata-kata.
2. Film Bingkai juga membantu
memberikan ringkasan dari apa yang disampaikan sehingga lebih mudah dipahami
oleh audiens.
3. Film Bingkai juga membantu
mempermudah penyuluh dalam menyampaikan pesan kepada sasaran.
4. Penyampaian pembelajaran lebih
menarik.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Media pembelajaran
dapat dikatakan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis, yang
dapat digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal. Media merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik
yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar
Model
perencanaan penggunaan media yang efektif, yang dikenal dengan istilah ASSURE.
Model ini mengenalkan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran,
yaitu;
·
Analyze learner
characteristic,
·
State objective,
·
Select or modify media,
·
Utilize,
·
Requere learner
response,
·
Evaluate.
Dalam
perencanaan pembuatan media komunikasi juga terdapat tahap-tahapan yang harus
dilakukan. diantaranya yaitu
Ø pembuatan SATPEL, dalam membuat SATPEL, semua kemampuan
harus dirumuskan secara jelas. Komponen SATPEL terdiri dari tujuan yang hendak
dicapai, bahan/materi yang akan diberikan, metode yang digunakan, kegiatan
belajar mengajar/kegiatan penyuluhan, alat yang akan digunakan, sumber yang
akan digunakan dan evaluasi.
Ø pembuatan makalah, Makalah merupakan suatu karya tulis ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu
perkuliahan, contohnya mengenai bentuk, bagian dan fungsi gigi dan
media yang akan dibuat adalah media video atau gambar melalui proyektor. Makalah ini umumnya merupakan salah
satu syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan, baik berupa kajian pustaka
maupun hasil kegiatan perkuliahan lapangan.
Ø pembuatan GBMI, Didalam garis besar materi instruksional
terdapat beberapa point yang harus ada dalam pembuatan GBMI tersebut.
Ø pembuatan sketsa, Gambar
skesta merupakan gambar ide awal untuk mengekspresikan gagasan tertentu ke
dalam gambar desain. Merangkum aspek-aspek desain gambar awal yang
memerlukan olahan lebih lanjut. Gambar sketsa merupakan sarana komunikasi awal
untuk perancang (yang menggambar) maupun orang lain.
Ø penyesuaian gambar dan warna, Warna
adalah salah satu elemen terpenting dalam visualisasi tampilan. Kesesuaian
antara warna yang digunakan dalam suatu tampilan dapat membuat suatu obyek
tampak menonjol, lebih jelas, lebih menarik, ataupun hal-hal yang dapat membuat
visualisasi suatu obyek terlihat lebih baik. Tetapi bila penggunaan warna
dilakukan secara sembarangan, maka umumnya yang terjadi adalah hal-hal yang
tidak diinginkan, misalnya obyek nampak tidak jelas, mengalihkan fokus pengguna,
sulit untuk dimengerti ataupun digunakan.
Ø Persiapan Pembuatan Media visual yang diproyeksikan (film
bingkai),
1. proyektor
2. PC atau notebook sebagai penghubung ke proyektor
3. Pastikan listrik dalam keadaan nyala dari sumber (tidak
padam).
4. Meja kecil sebagai tempat meletakkan proyektor yang
tingginya sejajar dengan meja tulis
5. Kabel paralel dari sumber
6. Slide atau file
yang sudah siap untuk ditampilkan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A.S. 1993. Paradigma
Ilmu Komunikasi dalam Pendidikan Tinggi. Jakarta: Jurnal ISKI nomor 5.
Amanah. 2011. MODEL
PEMBELAJARAN ASSURE ( Menciptakan Pengalaman Belajar)
. http://homeamanah.blogspot.com/2011/12/
model-pembelajaran-assure-menciptakan.html. 21 Desember 2011.
Arief S. Sadiman, dkk. 2007. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan,
dan Pemanfaatannya). Jakarta:,PT
RajaGrafindo Persada.
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Pers.
Eedsandri.2011. Media
Slide. http://eedsandri.wordpress.com/2011/06/16/ media-slide/. 16 Juni
2011.
Herijulianti, Eliza dkk. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Gigi
EGC.
Nasir, abdul dkk.2009. Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
makasih kak bantu bikin makalah :D ini kak meity yo ?
BalasHapussama-sama adekkk :D
BalasHapusiya dek ini kak Meity, sorry ya baru bisa bales :D
semoga bermanfaat :)