KURANGNYA PENGETAHUAN
ORANG TUA TERHADAP
PENYAKIT KARIES GIGI PADA ANAK “I”
DI RUANG PERAWATAN ANAK
RSUD PALEMBANG BARI
TAHUN 2013
Makalah
Disusun Untuk Menyelesaikan Praktik Asuhan Keperawatan Gigi Pasien Rawat Inap
Di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
POLTEKKES KEMENKES
PALEMBANG
JURUSAN
KEPERAWATAN GIGI TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.
Wr. Wb
Puji syukur penulis ucapkan kepada
ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Kurangnya
Pengetahuan Orang Tua Terhadap Penyakit Karies Gigi Pada Anak “I” Di Ruang Perawatan Anak RSUD
Palembang BARI Tahun 2013”
Dalam penulisan laporan ini, penulis
banyak mendapat bantuan, dorongan, senantiasa
mendapat bimbingan, serta
mendapat bimbingan, serta doa dari berbagai pihak kepada penulis. Oleh karena
itu penulis menyampaikan ucapan terima kasibh yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat :
1. dr.
Hj. Makiani, SH, MM. Sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
2. drg.
H. Helios Adriyoso, M.Kes sebagai ketua jurusan Poltekkes Kemenkes Palembang
jurusan Keperawatan Gigi
3. dr.
M. Ayus Antoni, SpPD, Finasim, sebagai wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI
4. dr.
Hadi Asyik, Sp.A. sebagai Ketua Komite medic Rumah Sakit Umum Palembang BARI
5. Ridhayani,
Sp.A. MM selaku ketua SMF
6. dr.
Dina Andriana, sebagai Kepala Instansi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI
7. Hj.
Yuliana Surie, S.pd, M.Kes, selaku Kepala Bidang Penunjang Medis dan Pendidikan
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
8. H.
Firman, AM.Kep, M.kes, selaku Ketua Komite Perawatan Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI
9. Hj.
Lilis Suryani, S.Pd, sebagai Kepala Seksi Diklat dan Litbang Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI
10. Fadlun,
SST, Selaku Koordinator Pembimbing Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Palembang
BARI
11. Sri
Ramayanti, SKM sebagai Kepala Ruang
Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
12. Merisda
Ramadhenti, S.Kep, selaku Pembimbing
Klinik Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
13. drg.
Nandang Koswara, M.kes, selaku Dosen Pembimbing
Akademik Poltekkes Kemenkes Palembang
jurusan Keperawatan Gigi
14. drg.
Hj. Sri Wahyuni, M.Kes, selaku Dosem Pembimbing Akademik Poltekkes Kemenkes
Palembang jurusan keperawatan Gigi
15. Rika
Mudrikah, AMKG, selaku Dosem Pembimbing Akademik Poltekkes Kemenkes Palembang
jurusan keperawatan Gigi
16. Seluruh
Staff dan Tenaga Medis Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
17. Seluruh
Dosen pengajar dan staff Akademik Poltekkes Kemenkes Palembang jurusan
Keperawatan Gigi Palembang
18. Semua
pihak yang membantu dalam menyelesaikan Makalah Seminar Praktik Pelayanan
Asuhan Keperawatan Gigi Pasien Rawat
Inap
19. Teman-teman
se-Almamater POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG JURUSAN KEPERAWATAN GIGI yang telah ikut membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini baik langsung maupun tak langsung
Dalam
penyusunan laporan ini penulis menyadari masih sangat banyak kekurangan yang
ada dalam makalah ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan segenap kritik dan
saran yang bersifat mendidik dan membangun guna kemajuan yang lebih baik pada
makalan-makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.
Palembang, November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang...............................................................................................................
1.2 Rumusan
Makalah..........................................................................................................
1.3 Tujuan.............................................................................................................................
1.3.1
Tujuan Umum...............................................................................................
1.3.2
Tujuan Khusus..............................................................................................
1.4 Waktu
dan Tempat Pelaksanaan....................................................................................
1.4.1
Waktu Pelaksanaan......................................................................................
1.4.2
Tempat Pelaksanaan.....................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Profil RSUD Palembang BARI.....................................................................................
2.2
Tinjauan Teori
2.3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kesehatan
mulut penting bagi kesehatan dan kesejahteraan tubuh secara umum sangat
mempengaruhi kualitas kehidupan, termasuk fungsi bicara, pengunyahan, dan rasa
percaya diri. Gangguan kesehatan mulut akan berdampak pada kesehatan seseorang.
(Hiranya Putri, dkk, 2008)
Banyak ahli mengatakan bahwa kesehatan rongga mulut merupakan bagian integral dari kesehatan umum. Walaupun demikian, banyak juga orang
yang tidak tahu bahwa rongga mulut adalah organ yang berperan penting bagi
kesehatan tubuh. Rongga mulut dikatakan sehat tidak hanya bila mempunyai
susunan gigi yang cantik, rapi dan teratur saja tetapi juga bebas dari rasa
sakit oro-fasial kronis, kanker, lesi oral, dan penyakit lain atau gangguan
yang melibatkan gigi dan mulut. Rongga mulut yang sehat memungkinkan seseorang
untuk berkomunikasi secara efektif, menikmati berbagai jenis makanan,
meningkatkan kualitas hidup, percaya diri dan mempunyai kehidupan sosial yang
lebih baik. Sebaliknya, rongga mulut yang tidak sehat dapat berpengaruh pada
kehidupan sosial seseorang, keterbatasan fungsi pengunyahan, keterbatasan
fungsi bicara, rasa sakit dan terganggunya waktu bekerja atau sekolah.Mulut
bukan sekedar pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi fungsi mulut lebih
dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan bagian yang penting
dari tubuh dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan karena
banyak penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat dalam mulut.
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh lainnya, sehingga dapat
mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga dapat mempengaruhi
aktivitas sehari-hari.
Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Badan kesehatan
dunia (WHO) mencatat diperkirakan 8-12 juta dari seluruh penduduk Indonesia
banyak terdapat karies gigi atau gigi berlubang yang memiliki prevalensi yang
sangat tinggi penyebabnya karena buruknya kebersihan gigi dan mulut. Di
negara-negara maju prevalensi karies gigi terus menurun sedangkan di
negara-negara berkembang termasuk Indonesia ada kecenderungan kenaikan
prevalensi penyakit tersebut. Data menunjukkan 80% penduduk Indonesia memiliki
gigi rusak karena berbagai sebab. Namun yang paling banyak ditemui adalah
karies gigi atau gigi berlubang dan periodontal. Data nasional karies gigi usia 12 tahun mencapai 76,62% dengan indeks DMF-T
(Decay Missing Filled-Teeth) rata-rata 2,21.Dalam Survei Kesehatan Rumah Tangga
tahun 2001 terdapat 76,2% anak Indonesia pada kelompok usia 12 tahun (kira-kira
8 dari 10 anak) mengalami gigi berlubang. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah
Tangga 2004, prevalensi karies mencapai 90,05%. (Depkes RI, 2004)
Sementara
itu di puskesmas-puskesmas di sekitar kota Palembang hanya terdapat 21,4% yang
sering memeriksakan kebersihan gigi dan mulutnya sedangkan yang mengalami
karies gigi terdapat 41,6%.
Dari hasil
pemeriksaan kelompok kami lakukan diruangan anak pada waktu kami memeriksakan
kebersihan gigi dan mulut pasien didapatkan hasil sekitar 40% pasien diruangan
rawat inap anak terdapat karies gigi.
Dilihat dari
data diatas penyakit Karies Gigi adalah kasus terbesar dalam kesehatan gigi dan
mulut, dalam hal ini pengetahuan terhadap penyakit karies Gigi ini merupakan
faktor yang sangat berpengaruh dalam upaya pencegahan dan penanggulangan
penyakit Karies Gigi.
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka penulis ingin mengetahui lebih jelas dan secara
mendalam Asuhan Keperawatan Gigi Terhadap Penyakit Karies Gigi di Ruang
Perawatan Anak RSUD Palembang Bari Tahun 2013.
1.2
Rumusan
Masalah
Bagaimana
pengetahuan orang tua terhadap penyakit karies gigi pada anak “I” di ruang perawatan anak RSUD
Palembang BARI tahun 2013.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuannya dalam melaksanakan
asuhan keperawatan gigi pada anak yang dirawat di ruang perawatan Anak di RSUD
Palembang BARI, serta untuk mengetahui seluk beluk tentang karies gigi pada
para pembaca sehingga dapat menjadi referensi untuk pembelajaran atau upaya
preventif mencegah penyakit karies gigi.
1.3.2 Tujuan khusus
Adapun
tujuan khusus dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa
mampu mengumpulkan semua data yang dibutuhkan baik pemeriksaan secara subyektif
maupun obyektif untuk menilai keadaan secara keseluruhan pada anak “I” di zaal
anak Ruang Non Infeksi kelas III RSUD Palembang BARI.
2. Mahasiswa
mampu menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosis atau masalah
dalam melakukan asuhan keperawatan gigi dan mulut pada anak “I” di Ruang Non
Infeksi RSUD Palembang BARI
3. Mahasiswa
mampu untuk mengidentifikasi masalah dan mengantisipasi penanganan yang mungkin
terjadi pada pada anak “I” di zaal anak ruang Non Infeksi kelas III RSUD
Palembang BARI.
4. Mahasiswa
mampu untuk menetapkan kebutuhan akan tindakan segera dan konsultasi dengan
tenaga kesehatan lain pada anak “I” diruang non infeksi kelas III RSUD
Palembang BARI.
5. Mahasiswa
mampu membuat perencanaan asuhan keperawatan gigi secara menyeluruh dengan
tepat dan rasional pada anak “I” diruang non infeksi kelas III RSUD Palembang
BARI.
6. Mahasiswa
mampu untuk melaksanakan langsung asuhan secara efisien dan aman asuhan
keperawatan gigi pada anak “I” diruang non infeksi kelas III RSUD Palembang
BARI.
7. Mahasiswa
mampu untuk mengevaluasi hasil tindakan asuahan keperawatan gigi pada anak “I”
diruang non infeksi kelas III RSUD Palembang BARI.
1.4 Waktu Dan Tempat
Pelaksanaan
1.4.1 Waktu
Pelaksanaan
Asuhan Keperawatan Gigi pada anak “I” diruang non infeksi kelas III RSUD Palembang BARI pada tanggal 7-8
November 2013
1.4.2 Tempat
Pelaksanaan asuhan keperawatan gigi
dan mulut pada anak ”I” diruang non infeksi
kelas III RSUD Palembang BARI.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil
Rumah Sakit Umum Palembang BARI
2.1.1
Selayang Pandang
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang
BARI merupakan unsur penunjang pemerintah daerah di bidang pelayanan
kesehatan yang merupakan satu-satunya rumah sakit umum milik pemerintah kota
Palembang. Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI terletak di Jalan Panca Usaha
No. 1 Kelurahan 5 Ulu Darat Kecamatan Seberang Ulu 1, dan berdiri di atas tanah
seluas 4,5 H.
Bangunan berada lebih kurang 800
Meter dari jalan raya jurusan Kerapati. Sejak tahun 2001 dibuat jalan
alternatif dari Jakabaring menuju RSUD Palembang BARI.
2.1.2 Visi, Misi dan Motto
Visi
Menjadi Rumah Sakit Unggul, Amanah, dan Terpercaya di Indonesia.
Misi
1. Meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang prima dengan berorientasi pada keselamatan
dan ketepatan sesuai standar mutu berdasarkan pada etika dan profesionalisme
yang mengjangkau seluruh lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan
mutu manajemen sumber daya kesehatan.
3. Menjadikan
RSUD Palembang BARI sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan Pelatihan di Indonesia.
Motto:
“Kesembuhan dan Kepuasan Pelanggan adalah
Kebahagiaan Kami”
2.1.3 Sejarah
A. Sejarah
Berdirinya RSUD Palembang BARI
1. Pada
tahun 1985 sampai dengan tahun 1994 Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
merupakan geduang Poliklinik atau Puskesmas Panca Usaha.
2. Pada
tanggal 19 Juni 1995 di resmikan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Palembang
BARI. Maka dengan SK Depkes Nomor 1326/Menkes/SK/XI/1997, tanggal 10 November
1997 di tetapkan menjadi Rumah Sakit Umum kelas C.
3. Kepmenkes
RI Nomor: HK.00.06.2.2.4646 tentang pemberian status akreditas penuh tingkat
dasar kepada Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI, tanggal 07 November 2003.
4. Kepmenkes
RI Nomor: YM.01.10/III/334/08 tentang pemberian status akreditasi penuh tingkat
lanjut kepada Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI, tanggal 05 Februari 2008.
5. Kepmenkes
RI Nomro: 241/MENKES/SK/IV/2009 tentang peningkatan kelas Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI menjadi kelas B, tanggal 02 April 2009.
6. Ditetapkan
sebagai BLUD-SKPD Rumah Sakit Umum Daerah palembang BARI berdasarkan keputusan
wali kota Palembang No. 915 B tahun 2008 tentang penetapan RSUD Palembang BARI
sebagai SKPD Palembang yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD
(PPK-BLUD) secara penuh.
7. KARS-SERT/363/1/2012
tentang status akreditas lulus tingkat lengkap kepada Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI, tanggal 25 Januari 2012.
B. Sejarah Pemegang Jabatan Direktur
1
Tahun 1985 s.d 1995:
dr. Jane Lidya Titahelu sebagai Kepala Poliklinik atau Puskesmas Panca Usaha.
2
Tanggal 1 Juli 1995 s.d
2000: dr. Eddy Zarkary Monasir, SpOG sebagai
Direktur RSUD Palembang BARI.
3
Bulan Juli 2000 s.d
November 2000: Pelaksana Tugas dr. H. Dahlan Abbas, SpB
4
Bulan Desember 2000
sampai dengan Februari 2001: Pelaksana Tugas dr. M. Faisal Soleh, SpPD.
5
Tanggal 14 November
2000 s.d Februari 2012: dr. Hj. Indah Puspita, H. A, MARS sebagai Direktur RSUD
Palembang BARI.
6
Bulan Februari tahun
2012 s.d sekarang: dr. Hj. Makiani, MM sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
2.1.4
Fasilitas
dan Pelayanan
A.
Fasilitas
1.
Instalasi Rawat Darurat
(IRD) 24 Jam
2.
Farmasi atau Apotek 24
Jam
3.
Rawat Jalan atau
Poliklinik Spesialis
4.
Bedah Sentral
5.
Central Sterilized
Suplay Separtemen (CSSD)
6.
Unit Rawan Intensif
(ICU, NICU)
7.
Rehabilitation Medik
8.
Radiologi 24 jam
9.
Laboratorium Klinik 24
Jam
10.
Patologi Anatomi
11.
Bank Darah
12.
Hemodialisa
13.
Medical Check Up
14.
ECG dan EEG
15.
USG 4 Dimensi
16.
Endoskopi
17.
Kamar Jenazah
18.
Ct Scan 64 Slides
B.
Pelayanan
Pelayanan Rawat Jalan (Spesialis)
1.
Poliklinik Spesialis
Penyakit dalam
2.
Poliklinik Spesialis
Bedah
3.
Poliklinik Spesialis Kebidanan
dan Penyakit Kandungan
4.
Poliklinik Spesialis
Anak
5.
Poliklinik Spesialis
Mata
6.
Poliklinik Spesialis
THT
7.
Poliklinik Spesialis
Syaraf
8.
Poliklinik Spesialis
Kulit dan kelamin
9.
Poliklinik Spesialis
Jiwa
10.
Poliklinik Jantung
11.
Poliklinik Gigi
12.
Poliklinik Psikologi
13.
Poliklinik Terpadu
14.
Poliklinik Akupuntur
15.
Poliklinik Rehabilitasi
Medik
Pelayanan Rawat Inap
1.
Rawat Inap VIP dan VVIP
2.
Rawat Inap Kelas I, II,
dan III
3.
Rawat Inap Penyakit
Dalam Perempuan
4.
Rawat Inap Penyakit
Dalam Laki-Laki
5.
Perawatan Anak
6.
Perawatan Bedan
7.
Perawatan ICU
8.
Perawatan Kebidanan
9.
Perawatan
Neonatus/Nicu/PICU
C.
Instalasi Gawat Darurat
1.
Dokter jaga 24 jam
2.
Ambulans 24 Jam
D.
Pelayanan Penunjang
1.
Instalasi Laboratorium
Klinik
2.
Instalasi Radiologi
3.
Instalasi Farmasi
4.
Instalasi Bedah Sentral
5.
Instalasi Gizi
6.
Bank Darah
7.
Instalasi Pemulasan
Jenazah
8.
Instalasi Pemeliharaan
Sarana Rumah Sakit
9.
Instalasi Laundry
10.
Central Sterilized
Suplay Departement (CSSD)
11.
Instalasi Pemeliharaan
Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
12.
Kasir
13.
Hemodialisa
E.
Fasilitas Kendaraan
Operasional
1.
Ambulance 118
2.
Ambulance Bangsal
3.
Ambulance Siaga
4.
Ambulance Trauma Center
2.2 Konsep Penyakit
2.2.1 Definisi karies
Karies
merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan sementum, yang disebabkan oleh akivitas suatu
jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat di ragikan. Tanda nya adalah
adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan
bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran
infeksinya kejaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri. Walaupun
demikian, mengingat mungkinnya remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat
dini penyakit ini dapat dihentikan. (Edwina, dkk, 2012)
Karies adalah hasil interaksi dari
bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm, dan diet (khususnya komponen
karbohidrat yang dapat di fermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam,
terutama asam laktat dan asetat) sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras
gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannnya. (Hiranya putri, dkk, 2012).
Karies adalah kerusakan yang
terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga menjalar dentin (
tulang gigi ). Struktur email sangat menentukan proses terjadinya karies,
permukaan email luar lebih tahan terhadap karies disbanding lapisan dibawahnya,
karena lebih padat dan lebih keras. ( Endah, 2011)
2.2.2
Penyebab penyakit karies gigi
Banyak sekali faktor yang menyebabkan
karies, antara lain yaitu:
a) Plak
Plak
adalah faktor utama terbentuknya karies gigi. Plak adalah suatu endapan lunak
yang terdiri dari kumpulan bakteri yang berkembang biak diatas suatu
matriks,yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi bila seseorang
mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya. Plak ini akan mengubah karbohidrat
atau gula yang berasal dari makanan menjadi asam cukup kuat untuk merusak gigi.
Plak tidak dapat dibersihkan hanya dengan cara berkumur ataupun semprotan air
dan hanya dapat dibersihkan secara sempurna dengan cara mekanis. Jika dalam
jumlah sedikit plak tidak dapat terlihat, kecuali diwarnai dengan larutan
disclosing atau sudah mengalami dikolorisasi oleh pigmen-pigmen yang berada
dalam rongga mulut . jika menumpuk plak akan terlihat berwarna abu-abu, abu-abu
kekuningan , dan kuning. Plak biasanya mulai terbentuk pada sepertiga permukaan
gingival dan pada permukaan gigi yang cacat dan kasar. ( Hiranya putri, 2012 )
b) Makanan
yang mengandung karbohidrat
Karena sebagian bakteri yang terdapat dalam plak
bisa mengubah gula atau karbohidrat yang berasal dari makanan atau minuman
menjadi asam yang bisa merusak gigi.
c) Adanya
bakteri penyebab karies
Bakteri yang meyebabkan karies
adalah jenis Streptococcus dan Lactobacillus. Bakteri spesifik inilah
yang mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui proses
fermentasi. Asam terus diproduksi oleh bakteri dan akhirnya merusak struktur
gigi sedikit demi sedikit. Kemudian plak dan bakteri mulai bekerja 20 menit
setelah makan. Asam yang diproduksi dalam plak akan terus merusak lapisan email
gigi.kemudian bakteri akan mengikuti jalan yang sudah dibuat oleh asam dan
menginfeksi lapisan berikutnya,yaitu dentin. Jika tidak dirawat,proses ini kan
terus berjalan sehingga lubang akan semakin dalam.
d) Gigi
·
Komposisi : susunan zat yang
membentuk gigi dapat dipengaruhi terjadi karies. Misalnya pada gigi yang saat
pembentukannya kekurangan vitamin, mineral ,dsb.
·
Posisi: letak gigi dalam
lengkungannya. Misal pada gigi yang berdesak-desakkan memudahkan tertimbunnya
sisa-sisa makanan ini mempermudah terjadinya karies.
·
Morphologi :bentuk gigi. Misalnya
gigi yang permukaan occlusal dengan pits dan fissure nya banyak dan dalam
memudahkan tertimbunannya sisa makanan.
e)
Saliva
·
Banyaknya : air ludah bersifat
membersihkan pada tiap-tiap orang tidak sama air ludah yang dikeluarkan.
·
Sifat Bactericide : Di dalam air
ludah terdapat zat (enzym) yang mempunyai daya mematikan bakteri. Ini banyak
dan potensi nya tidak sama pada setiap orang
f)
Kebersihan gigi dan mulut
Apabila seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan
mulutnya maka karies akan mudah terbentuk.
2.2.3 proses terjadinya karies
Didalam mulut terdapat berbagai macam jenis bakteri.
Bakteri tersebut membentuk plak. Lalu sebagian bakteri yang terdapat didalam
plak bisa mengubah gula atau karbohidrat yang berasal dari makanan dan minuman
menjadi asam yang bisa merusak gigi dengan cara melarutkan mineral-mineral yang
terdapat pada gigi (demineralisasi).
Pada tahap awal kerusakan, karies gigi akan terlihat
sebagai suatu bercak berwarna putih yang terdapat pada permukaan gigi.lalu asam
yang berasal dari plak ini akan terus mengikis permukaan gigi tersebut dan
membentuk suatu titik lubang yang lama-kelamaan akan membesar atau bertambah
dalam. Lubang ini akan terus bertambah besar dan dalam karena permukaan lubang
gigi yang kasar akan membuat plak dan sisa-sisa makanan akan sangat mudah
menempel dan bertumpuk disini. Dan biasanya daerah lubang ini akan sulit dibersihkan
menggunakan sikat gigi,sehingga kalau lubang ini tidak segera dirawat maka
kerusakan gigi akan bertambah besar.
2.2.4 Perjalanan penyakit karies gigi
dan akibatnya
Karies gigi pada tahap awal atau baru mencapai email
biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala akan mulai timbul setelah kerusakan
gigi sudah mencapai lapisan dentin. Biasanya akan terasa sakit atau linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tersebut terkena rangsang dingin,panas,
makanan asam dan manis, atau apabila lubang gigi tersebut kemasukan makanan.
Rasa sakit atau linu ini akan menghilang sekitar satu atau dua detik setelah
rangsangan-rangsangan tadi dihilangkan. Pada kondisi ini,pulpa sudah dikatakan
peradangan atau pulpitis. Dan biasanya akan sembuh hanya
dengan penambalan gigi saja.
Apabila lubang sudah meluas sampai ke
pulpa maka gigi akan terasa sakit nyut-nyutan. Lubang yang besar ini akan
menjadi jalan masuk bagi bakteri-bakteri yang ada didalam mulut untuk
menginfeksi jaringan pulpa. Pulpa yang terinfeksi akan meradang dan biasanya
proses peradangan ini tidak bisa sembuh. Bahkan kemungkinan besar jaringan
pulpa sudah terinfeksi oleh bakteri-bakteri yang berasal dari luar gigi.
Apabila jaringan pulpa sudah terinfeksi
maka lama-kelamaan akan mati.maka gigi yang berlubang ini menjadi pintu gerbang
yang lebar bagi bakteri-bakteri yang ada dirongga mulut untuk masuk kejaringan
di bawah gigi. Bakteri-bakteri tersebut akan menginfeksi jaringan dibawah gigi
dan menimbulkan periodontitis apikalis yaitu peradangan jaringan periodontal
disekitar ujung akar gigi. Apabila tidak dirawat kondisi tersebut akan
bertambah parah sampai terbentuk abses periapikal, granuloma, sampai kista
gigi. Kondisi abses yang berasal dari gigi bisa bertambah parah dan berubah
menjadi cellulitis dan osteomyelitis
dari tulang rahang. Selain itu, infeksi bisa meluas atau menyebar kebagian
rongga mulut yg lain bahkan sampai kedaerah wajah, kepala, dan leher. ( Gilang
Ramadhan, 2010 )
2.3 Cara Pencegahan
penyakit karies gigi
Penyakit karies gigi
sebenarnya bisa dicegah dengan cara:
- Menjaga kebersihan mulut
Yang paling
penting mencegah penyakit karies gigi adalah menghilangkan penyebab utamanya
yaitu plak. Setelah dibersihkan, plak akan muncul kembali karena bakteri
didalam mulut tidak akan bisa hilang 100%. Oleh karena itu, rutinitas menyikat
gigi dan flossing sangat diperlukan untuk mengendalikan pembentukan plak yang
ada didalam mulut. Selain itu bisa juga dengan menggunakan obat kumur
chlorhexidine yang bisa mengurangi jumlah
bakteri didalam mulut.
- Fluoride
Menyikat
gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluorideharus dilakukan tiap hari. Atau
bisa dengan perawatan ke dokter gigi yang namanya perawatan topical fluoride
yaitu suatu perawatan berupa aplikasi fluoride pada permukaan gigi untuk
memperkuat gigi.
- Fissure sealant
Suatu
perawatan untuk menutup fissure dengan suatu bahan tambal. Karena pada fissure
yang dalam plak dan partikel makanan sangat mudah menempel di celah–celah
ini,dan sangat sulit untuk dibersihkan.maka akan mudah terbentuk karies gigi.
- Kurangi konsumsi makanan manis dan lengket pada gigi seperti permen dan coklat, terutama diantara waktu makan.
- Menggosok gigi secara teratur dan benar. Sebaiknya dilakukan pada pagi,siang dan malam menjelang tidur. Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus dan pasta gigi yang mengandung fluor.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Identitas
3.1.1 Data Umum
Nama Pasien :
An. “I”
Umur :
11 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat :
Jl. Jaya laksana 34 Ulu
Ruang :
Perawatan anak non infeksi
Ibu :
Nuriah
Keluhan Utama : Pasien di ruang non infeksi
anak kelas 3 dengan keluhan gigi belakang kiri berlubang besar. Terasa sakit
saat mengunyah makanan dan sakit berdenyut pada siang dan malam hari. Hal ini
terjadi sejak ± 6 bulan yang lalu sekarang pasien meminta giginya untuk
diobati.
Keluhan Tambahan : Gigi belakang kiri atas berlubang. Terasa ngilu
saat makan- makanan yang manis, asam, dan dingin. Hal ini terjadi sejak ± 4
bulan yang lalu. Sekarang pasien meminta gigi nya untuk ditambal.
Riwayat Penyakit
1. Jantung : tidak ada
2. Hipertensi : tidak ada
3. TBC : tidak ada
4. Diabetes : tidak ada
5. Hepatitis : tidak ada
6. Ashama : tidak ada
7. Alergi : tidak ada
8. Lainnya
: gejala ginjal
Riwayat Pengobatan Gigi
1.
Cabut : pernah
2.
Skalling : tidak pernah
3.
Protesa : tidak pernah
4.
Penambaan : tidak pernah
5.
Orthodonti : tidak pernah
3.1.2 Data Khusus
a. Extra oral
1) muka :
simetris
2) Kelenjar Submandibularis
Kanan : tidak teraba/ lunak / tidak sakit
Kiri :
tidak terba
b. intra
oral
1) Bibir :
normal
2) Lidah :
normal
3) Mucosa
Buccal : normal
4) Mucosa
Palatal : normal
5) Mucosa
Lingual : normal
6) Kelenjar
Ludah : normal
GINGIVA
55
|
54
|
53
|
52
|
51
|
61
|
62
|
63
|
64
|
65
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
||||||
|
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
|
0
|
|
|
18
|
17
|
16
|
15
|
14
|
13
|
12
|
11
|
21
|
22
|
23
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
48
|
47
|
46
|
45
|
44
|
43
|
42
|
41
|
31
|
32
|
33
|
34
|
35
|
36
|
37
|
38
|
|
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
-
|
0
|
0
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
85
|
84
|
83
|
82
|
81
|
71
|
72
|
73
|
74
|
75
|
KETERANGAN
:
0
= normal
1=
Gingivitis
2=
sub gingival abces
3=
supra gingival calculus
4=
sub gingival calculus
55
|
54
|
53
|
52
|
51
|
61
|
62
|
63
|
64
|
65
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
b
|
||||||
|
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
0
|
|
|
18
|
17
|
16
|
15
|
14
|
13
|
12
|
11
|
21
|
22
|
23
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
48
|
47
|
46
|
45
|
44
|
43
|
42
|
41
|
31
|
32
|
33
|
34
|
35
|
36
|
37
|
38
|
|
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
-
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
85
|
84
|
83
|
82
|
81
|
71
|
72
|
73
|
74
|
75
|
D = 2 d
=1
M =0 e
=0
F =0 f =0
DMF-T= 2 def-t=1
STATUS
KEBERSIHAN MULUT (OHI-S)
Debris
Indeks Kalkulus
Indeks
3
|
1
|
3
|
2
|
1
|
2
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
0
|
Debris Indeks : 12/6 = 2
Kalkulus
Indeks : 2/6 = 0,3
OHIS : 2 + 0,3 = 2,3
Kriteria : sedang
KELAINAN-KELAINAN
GIGI :
1. Gigi
berputar : -
2. Kelaian
pada email : -
3. Kelebihan/kekurangan
gigi : -
4. Tambalan
rusak : -
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini akan dibahas keperawatan gigi
anak pada anak penderita penyakit karies gigi. Asuhan keperawatan gigi
diterapkan secara praktis dengan melakukan pengamatan langsung pada anak “I” di
ruang perawatan anak RSUD Palembang Bari.
Asuhan keperawatan gigi tersebut diterapkan sesuai
dengan tahap proses keperawatan gigi yang meliputi survey, penetapan diagnosa
keperawatan gigi, perencanaan tindakan keperawatan gigi dan evaluaisi.
4.1
Survei
Survei adalah mengambil data pada
sebagian orang yang akan diamati atau diukur. Survei kesehatan gigi dan mulut
dilaksanakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk mendiagnosis keadaan
kesehatan gigi dan mulut yang terjadi di masyarakat.
4.2
Diagnosa
Keperawatan Gigi
Dental hygiene diagnosis atau
diagnosa keperawatan gigi adalah suatu proses berfikir kritis berdasarkan
data-data klinis klien yang dianalis dan ditandai oleh sebuah
pernyataan-pernyataan masalah dengan mengidentifikasi faktor-faktor actual
maupun potensial dari ketidak terpenuhinya kebutuhan pasien yang berhubungan dengan
keperawatan gigi dan mulut. (Darby and Walsh, 2012)
Proses diagnosa keperawatan gigi
-
Penggunaan standar
pemeriksaan, untuk mengkaji dan membandingkan hasil pemeriksaan (DS-DO) dengan
standar (SOP) yang ada
-
Mengenali pola masalah
yang timbul (hubungan sebab akibat), tidak hanya gejala/tanda yang tampak saja
-
Mengedentifikasi
ketidak terpenuhinya kebutuhan, hubungan dengan masalah kesehatan gigi dan
mulut : tupoksi keperawatan gigi intervensi bila tupoksi kedokteran
gigi-dirujuk dengan kompensasi
-
Identifikasi
kekuatan,setelah masalah klien ditemukan lalu di susun rencana tindakan
intervensi
-
Simpulan / pernyataan
diagnosa sudah diketemukan
-
Intervensi / tindakan
keperawatan & perilaku yang di harapkan
4.3
Perencanaan
Tindakan Keperawatan Gigi
4.4
Evaluasi
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan praktik di
RSUD Palembang BARI dengan tindakan praktik klinik dasar pada anak dengan
penyakit karies gigi di ruang perawatan anak RSUD Palembang BARI maka penulis
menyimpulkan mengangkat masalah “Kurangnya Pengetahuan Orang Tua terhadap
Penyakit Karies Gigi pada Anak “I” di Ruang Perawatan Anak RSUD Palembang BARI”.
Adapun tujuan yang telah dicapai dalam
Asuhan Keperawatan Gigi pada An. “I” di RSUD Palembang BARI adalah dapat
melakukan pengkajian pada anak dengan penyakit karies gigi, menganalisa, dan
menyusun rencana keperawatan gigi pada klien penyakit karies gigi, melakukan
tindakan keperawatan gigi dan melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada klien
penyakit karies gigi.
Karies adalah hasil interaksi dari
bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm, dan diet (khususnya komponen karbohidrat
yang dapat di fermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam
laktat dan asetat) sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan
memerlukan cukup waktu untuk kejadiannnya. (Hiranya putri, dkk, 2012).
1.2 Saran
Adapun
saran dari penulis yaitu :
1. Bagi
RSUD Palembang Bari
Khususnya
untuk ruang keperawatan anak agar selalu mempertahankan kualitas dan mutu
pelayanan serta sarana dan prasarana dalam memberikan asuhan keperawatan pada
anak.
2. Bagi
Mahasiswa
Agar
mahasiwa mengimplementasikan ilmu yang telah didapat dan mengikuti proses
pelaksanaan praktek lapangan biasa diikuti dengan baik, dengan arahan dan
bimbingan lapangan praktek dengan keperawatan anak.
3. Bagi
Pendidikan
Agar
pendidikan dapat memberikan fasilitas demi kelancaran proses praktik untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan tentang keperawatan anak.
www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CDIQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.pps.unud.ac.id%2Fthesis%2Fpdf_thesis%2Funud-395-2069848976-bab%2520i%2520new%2520prop%2520bab%2520i.pdf&ei=gll-UtjeK8m3rgfFrIH4BA&usg=AFQjCNE5xNI-v5KhF2VHq1f6MxKf3rbgrA&bvm=bv.56146854,d.bmk
Telah
disetujui oleh :
Pembimbing Akademik Pembimbing
Lapangan
Keperawatan Gigi Palembang Ruang
Anak RSUD BARI
drg. H. Nandang Koswara M.Kes Merisda Ramadhenti, S.Kep NIP.
19520515977031002 NIP. 800036157
Mengetahui
Kepala Bidang Penunjang
Medis dan Pendidikan
RSUD Palembang BARI
Hj. Yulia Surie, S.Pd,
M.Kes
NIP. 195906061985112001